Mantri Polisi
R. Djatmiko mengundang pamong desa di daerahnya. Mereka antara lain Lurah
Gedangan, Lurah Waru, Lurah Sedati, Lurah Tratap, dan Lurah Tambak Oso. Mantri Polisi
menugaskan Lurah Tambak Oso untuk menangkap Sarip karena telah menghasut warga untuk menentang pemerintah Belanda. Mantri Polisi juga memerintahkan Lurah Gedangan
untuk menagih pajak dari Mbok Sarip yang bertahun - tahun tidak dibayar.
******
Mbok Sarip duduk
seorang diri di rumahnya sedang merindukan Sarip yang telah berhari-hari tidak
pulang ke rumah. Datang Lurah Noto, yang merupakan Lurah dari desa Gedangan
untuk menagih pajak. Mbok Sarip tidak mampu membayar sehingga mbok Sarip
dihajar hingga babak-belur oleh Lurah Gedangan. Sarip datang dan marah. Terjadi
adu mulut dan perkelahian antara Sarip dengan Lurah Gedangan. Akhirnya Lurah
Gedangan dibunuh oleh Sarip. Sarip kemudian melarikan ibunya ke rumah kakaknya.
******
Mu’alim, kakak Sarip
tengah berada di rumah bersama istrinya. Mereka membicarakan kehidupan rumah
tangga mereka yang tidak kunjung dikaruniai anak. Mereka juga membicarakan ibu
Mu’alim yang tinggal bersama Sarip.
Datang Sarip bersama
Mbok Sarip yang dalam keadaan terluka karena dipukuli Lurah Gedangan. Mu’alim
marah merasa Sarip tidak mampu menjaga orangtua mereka. Namun kemarahan Mu’alim
berubah menjadi ketakutan setelah mengetahui Sarip telah membunuh Lurah
Gedangan. Perbuatan Sarip dianggap akan memancing amarah Polisi, dan hal itu
dapat mengancam keluarga mereka. Karena itu Mu’alim meminta agar Sarip pergi
dan membiarkan Mbok Sarip tinggal bersama mereka. Sebelum Sarip pergi, Mbok
Sarip menceritakan jika tambak milik keluarganya dikelola oleh pamannya, H.
Ridwan, namun janji pembagian hasil tambak tidak pernah ditepati oleh H.
Ridwan.
******
H. Ridwan bersama
istrinya membicarakan usaha tambak mereka, juga tentang uang milik mereka yang
dipinjamkan kepada warga dengan bunga tinggi tidak kunjung dibayar. Tidak lama
datang Sarip yang meminta bagian atas tambak untuk membayar pajak. H. Ridwan
menolak, sehingga terjadi pertengkaran. Paidi yang bekerja sebagai kusir dokar
keluarga H. Ridwan datang dan membela majikannya. Sarip marah kemudian keluar
dan menantang Paidi untuk berkelahi di luar. Paidi hendak mengejar Sarip namun
dicegah oleh H. Ridwan. Paidi diminta untuk mengantar Saropah, anak H. Ridwan
menagih uang ke warga.
******
Paidi yang memendam
rasa cinta kepada Saropah, berusaha merayu Saropah. Namun Paidi berusaha
berbuat kasar ketika Saropah menolaknya. Sarip yang menguntit perjalanan Paidi
bersama Saropah marah, kemudian muncul dari persembunyiannya dan melindungi
Saropah. Paidi marah sehingga terjadi perkelahian antara Sarip dengan Paidi.
Sarip tersungkur dan mati oleh pusaka Paidi bernama JAGANG BACEMAN.
Setelah Sarip mati,
Paidi meninggalkan tempat tersebut. Tidak lama mbok Sarip lewat hendak mencuci
pakaian dan kaget melihat Sarip telah mati. Seraya menangis, Mbok Sarip
berteriak memanggil nama Sarip, dan ajaib, Sarip dapat hidup kembali.
Mbok Sarip
menceritakan kajaiban itu terjadi karena bapak Sarip dulunya seoran sakti yang
suka bertapa. Bapak Sarip memberikan 2 buah umbi lirang untuk dimakan oleh mbok
Sarip sebuah, dan yang sebuah diberikan untuk dimakan Sarip. Setelah memakan
umbi tersebut, Sarip memiliki kesaktian jika dirinya mati secara tidak wajar,
dia akan dapat hidup lagi jika mendengar suara mbok Sarip. Yang dapat membuat
Sarip mati hanyalah ketetapan dari Tuhan, bukan karena perbuatan sesama
manusia.
******
Markonah dalam
perjalanan pulang dari belanja untuk warungnya kaget bertemu dengan Sarip
karena mendengar kabar jika Sarip telah mati dibunuh oleh Paidi.
Mengetahui Paidi sering makan di warung milik Markonah, Sarip menitipkan pesan
kepada Markonah untuk disampaikan kepada Paidi jika Paidi dicari oleh Sarip
untuk dikeluarkan isi perutnya.
******
Pak Bejo pemilik
warung sedang menjaga warungnya. Datang Lurah tambak Oso
yang menyampaikan larangan untuk membuka warung hingga larut malam. Tidak lama
datang Markonah ngomong sendiri sambil menghafalkan pesan Sarip untuk Paidi.
Paidi datang di warung tersebut. Markonah ketakutan dan meminta Paidi pergi sebelum terjadi pertumpahan darah.
Sarip datang, terjadi perkelahian sengit, dan Paidi mati terbunuh dengan pisau milik Sarip. Setelah membunuh Paidi, Sarip lari meninggalkan tempat tersebut. Sementara itu Lurah Tambak Oso memanggil Mantri Polisi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Mantri Polisi memerintahkan untuk memanggil Mu’alim, kakak dari Sarip agar bersedia menceritakan rahasia kelemahan Sarip dengan iming-iming hadiah yang besar. Setelah mengetahui kelemahan Sarip, mereka segera mengejar Sarip.
Paidi datang di warung tersebut. Markonah ketakutan dan meminta Paidi pergi sebelum terjadi pertumpahan darah.
Sarip datang, terjadi perkelahian sengit, dan Paidi mati terbunuh dengan pisau milik Sarip. Setelah membunuh Paidi, Sarip lari meninggalkan tempat tersebut. Sementara itu Lurah Tambak Oso memanggil Mantri Polisi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Mantri Polisi memerintahkan untuk memanggil Mu’alim, kakak dari Sarip agar bersedia menceritakan rahasia kelemahan Sarip dengan iming-iming hadiah yang besar. Setelah mengetahui kelemahan Sarip, mereka segera mengejar Sarip.
******
Mu’alim menemui
Sarip mengatakan agar Sarip menyerahkan diri kepada Belanda karena ibu mereka
telah disandera sebagai jaminan. Sarip marah dan hendak pergi ke markas
Belanda.
Sarip juga
mengumpulkan semua warga untuk bersatu melawan Belanda yang selalu bertindak
sewenang-wenang terhadap penduduk pribumi. Mu’alim yang merasa bersalah telah
membocorkan rahasia kekuatan Sarip juga ikut Sarip untuk melawan Belanda.
******
Sarip bersama semua
pejuang mengendap-endap memasuki tangsi Belanda, dan secara diam-diam Sarip
membebaskan ibunya. Setelah ibunya aman, Sarip menyergap tentara Belanda yang
berada di tangsi. Mendapat serangan mendadak, Belanda terkejut, dan berhasil
dikalahkan oleh pasukan Sarip.
Sarip berujar,
kemenangan tersebut bukan akhir dari perjuangan, karena masih banyak golongan
penjajah yang menindas rakyat dengan kesewenang-wenangan yang hanya bisa
diberantas dengan persatuan dan kesatuan seluruh rakyat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar