Yai
Mukti sedang menunggu santet yang dikirimnya untuk Sogol kembali. Tidak lama,
santet kiriman kembali ke rumah Yai Mukti. Namun Yai Mukti heran, santet
tersebut kembali tetapi tidak ada tanda santet tersebut mengenai seseorang
karena tidak ada sedikitpun bau anyir darah. Yai Mukti bergumam, penasaran,
santet kirimannya sampai ke tujuan atau tidak. Tiba-tiba terdengar orang
menjawab jika santet tersebut sampai, tetapi dikembalikan. Yai Mukti lebih
terkejut lagi mengetahui ternyata orang tersebut adalah Sogol. Yai Mukti
mengatakan jika pekerjaannya adalah sebagai tukang santet. Sogol menyakiti hati
muridnya, Bayan Sarmidin, dengan menghalangi niat Bayan Sarmidin untuk
mencalonkan diri sebagai Lurah di desa Sumur Gemuling.
Yai
Mukti mengetahui rasa sakit hati Bayan Sarmidin kepada Sogol. Karena itu Yai
Mukti mengirimkan santet untuk Sogol. Sogol dan Yai Mukti kemudian bertarung
mengadu kesaktian. Yai Mukti akhinya kalah dan mati.
Bayan
Sarmidin datang hendak mengadu jika Sogol belum mati. Mengetahui Yai Mukti
mati, dan Sogol berada di tempat itu, Bayan Sarmidin kemudian lari dan dikejar
Sogol.
*****
Karman
lari membawa ayam jago milik Sogol bernama TULAK SONGGO BUMI yang merupakan
hadiah dari gurunya untuk Sogol. Karman mengetahui jika ayam tersebut sakti. Jika
ayam tersebut mati, maka tidak lama kemudian Sogol juga akan mati. Karman
adalah teman seperguruan Sogol. Karman marah karena Sogol membunuh Parman, yang
juga teman seperguruannya sebab Karman dan Parman mendukung Belanda.
Karman
sakit hati dengan Sogol, tetapi untuk bertarung langsung dengan Sogol, Karman
tidak berani. Karena itu dia berencana membunuh ayam jago milik Sogol terlebih
dahulu, dengan matinya ayam TULAK SONGGO BUMI milik Sogol, maka kesaktian Sogol
juga berkurang, bahkan hilang. Dengan demikian Karman mudah untuk membunuh
Sogol.
Tumpi,
seorang pendekar wanita yang juga teman seperguruan Sogol mengejar Karman dan
menghadangnya. Tumpi mengetahui niat buruk dari Karman, karena itu Tumpi
meminta ayam milik Sogol untuk dikembalikan. Karman menolak untuk mengembalikan
ayam milik Sogol. Karman bahkan merayu Tumpi agar bergabung dengannya untuk
mendukung Belanda, karena dengan mendukung Belanda, kehidupannya akan
menyenangkan dengan bergelimang harta. Tumpi menolak, dia lebih mencintai
bangsanya. Daripada hidup kaya dengan menjadi antek Belanda, Tumpi lebih
memilih bersama Sogol berjuang mengusir penjajah Belanda dari tanah airnya.
Karman
marah mengetahui Tumpi lebih memilih untuk mendukung Sogol. Terjadi pertempuran
antara Karman dan Tumpi.
Terdengar
letusan senjata api dari kejauhan yang menyebabkan Tumpi jatuh tersungkur dan
mati. Karman Kaget, tiba-tiba datang Mantri Polisi bersama upas yang mengatakan
jika dirinya yang menembak Tumpi.
Karman
protes, karena bagaimanapun juga Tumpi adalah teman seperguruannya, dan yang
menjadi incaran mereka adalah Sogol. Mantri Polisi beralasan jika semua
pendukung Sogol adalah penghalang, karena itu agar lebih mudah menangkap Sogol
dalam keadaan hidup atau mati harus dimulai dari menghabisi para pendukung
Sogol.
Mantri
Polisi mengalihkan pembicaraan, dia menanyakan ayam yang dibawa Karman. Karman
kemudian menceritakan jika ayam tersebut peliharaan Sogol yang sakti bernama
TULAK SONGGO BUMI. Ayam tersebut merupakan sumber kesaktian Sogol, jika ayam
tersebut mati, maka Sogol kehilangan kesaktiannya. Selain ayam tersebut, Sogol
juga memiliki sebuah jimat bernama AKAR BANDORO yang membuat Sogol kebal
terhadap semua jenis senjata, termasuk juga senjata api.
Karman meminta
Mantri Polisi untuk menembak ayam tersebut hingga mati. Ajaib, setelah
ditembak, ayam jago itu terpisah antara kepala dan tubuhnya. Kepala ayam jago
tersebut terlempar dan menancap di pohon randu, serta merta pohon randu
tersebut layu dan mati. Sedangkan tubuh ayam yang sudah tanpa kepala terbang ke
suatu tempat. Karman menjelaskan jika pohon randu yang mati menunjukkan jika
ilmu dari Sogol sudah berkurang, kesaktian Sogol yang berasal dari AKAR BANDORO
juga hilang, sehingga Sogol mudah dibunuh karena tidak lagi kebal dengan
senjata. Sedangkan tubuh ayam yang terbang sedang mencari dan menuju ke tempat Sogol
berada. Mantri Polisi mengajak Karman dan para upas untuk mengejar.
*****
Hamsah,
teman dekat Sogol mengetahui ayam TULAK SONGGO BUMI milik Sogol mati. Hamsah
bergegas menemui Sogol untuk menyampaikan kabar jika ayamnya telah dibunuh oleh
Mantri Polisi. Mendengar penuturan Hamsah, Sogol menghela nafas kemudian
menitipkan pesan kepada Hamsah, jika suatu hari dirinya berhasil dibunuh oleh
Belanda, juga pendukungnya, Hamsah diminta untuk menguburkan Sogol di tanah
pekarangan milik Sogol sendiri, tidak dimakamkan di pemakaman umum. Hamsah
berjanji akan memenuhi pesan Sogol. Hamsah dan Sogol kemudian berpisah.
*****
Keributan
antara Yai Mukti dan Sogol telah didengar banyak orang. Malam itu, Kunting dan Sulabi
yang sedang bertugas ronda juga membicarakannya. Namun yang menjadi bahan
perdebatan Kunting mengatakan jika Yai Mukti yang kalah dan mati, namun Sulabi
mengatakan sebaliknya, jika sebenarnya yang mati adalah Sogol.
Kunting
merasa Sulabi tidak suka dengan Sogol dan menayakan sebabnya. Sulabi
membenarkan jika dirinya tidak suka dengan Sogol karena Sogol dianggapnya orang
yang sombong. Sogol juga beberapa hari sebelumnya memukuli anaknya tanpa sebab.
Tengah mereka berdebat, Sogol datang dan menjelaskan kejadian yang sebenarnya tentang
pertempurannya dengan Yai Mukti. Sogol juga menejelaskan jika dirinya memukuli
anak Sulabi karena mengajak anak muda, bahkan juga yang dibawah umur untuk
mabuk-mabukan ditempat umum. Sulabi yang menyadari kesalahannya meminta maaf
kepada Sogol.
Terdengar
letusan senjata api bertubi-tubi membuat Sogol mati terbunuh. Datang Mantri
Polisi bersama Karman juga para upas. Mereka senang mengetahui Sogol berhasil
ditembak sampai mati. Mantri Polisi gembira mengetahui Sogol mati. Tidak lama
kemudian Hamsah datang dan menyampaikan wasiat Sogol yang disampaikan kepadanya
untuk meminta jenazah Sogol. Setelah Hamsah pergi dengan membawa jenazah Sogol,
Mantri Polisi mengajak Karman juga para upas untuk datang ke pemakamam Sogol
karena curiga akan terjadi sesuatu yang bisa membahayakan mereka.
Menjelang
petang, Mbok Sogol datang ke makam Sogol membawa bunga MACAN KERA untuk ditaburkan di atas makam Sogol.
Sambil menangis, Mbok Sogol berujar akan menagih janji bapak Sogol yang sudah
lama meninggal dan sabar menunggu Sogol untuk kembali. Setelah selesai, Mbok
Sogol meninggalkan kuburan Sogol.
Hari telah gelap tiba-tiba terjadi keajaiban, Sogol
bangkit dari kuburnya, dengan penuh rasa syukur Sogol berujar jika dirinya
masih memiliki satu ajian peninggalan ayahnya yang bernama ROWO
RAWE RONTEK. Jika Sogol mati secara tidak wajar atau diluar takdir Tuhan,
setelah jenazahnya dimakamkan dan bersentuhan dengan tanah, maka dalam waktu
sehari semalam dirinya dapat hidup lagi. Beruntung Karman saudara
seperguruannya yang mendukung penjajah dan membocorkan kelemahannya kepada
Belanda tidak pernah mengetahui ajian milik Sogol tersebut, sehingga dengan
kuasa Tuhan Sogol dapat hidup kembali dan meneruskan perjuangannya.
Sogol
bergegas mengumpulkan semua pejuang untuk menggempur antek-antek Belanda yang
berkumpul di kantor Mantri Polisi.
*****
Di
kantor Mantri Polisi sedang diadakan pesta karena Sogol telah mati. Tidak lama
kemudian datang Sogol bersama pasukannya dan terjadi pertempuran yang berakhir
dengan kekalahan dari Mantri Polisi dan semua anak buahnya.
TAMAT
Terimakasih ilmunya 🙏
BalasHapusjoooossss
BalasHapuskenek gae nurokno anakku 😁😁🙏
ISO gawe nurokno koncoku aeokaeokaeok
BalasHapus