Lurah Bilowo tampak
sangat gembira, dia baru saja mendapat hadiah dari Belanda karena dianggap
sebagai orang dekat dan pendukung setia Belanda. Hadiah tersebut didapatnya
karena Lurah Bilowo mengirimkan penduduk paling banyak di wilayahnya untuk
dipekerjakan secara paksa membangun jembatan Porong. Carik Bargowo yang datang
ke rumah Lurah Bilowo heran melihat wajah Lurah Bilowo yang tampak begitu
sumringah. Lurah Bilowo menceritakan hadiah dari Belanda dan menjanjikan bagian
untuk Carik Bargowo.
Lurah Bilowo
mengutarakan keinginannya untuk menikah lagi, menurutnya, dia dapat menunjukkan
kekuasaannya jika memiliki istri lebih dari satu. Apalagi dirinya memendam
cinta lama. Lurah Bilowo ingin menikahi perempuan yang dicintainya sejak masih
muda. Carik Bargowo berpendapat, hal tersebut sangat mudah dilakukan karena
Lurah Bilowo orang yang berkuasa, dan dekat dengan pemerintah Belanda. Janda
atau gadis manapun tentu dengan mudah dapat dinikahi oleh Lurah Bilowo. Lurah
Bilowo tertawa, perempuan yang diincarnya adalah Sutinah, istri dari Lurah
Bintoro di Desa Gunung Gangsir. Carik Bargowo kaget, dia tahu jika semasa muda,
Lurah Bintoro adalah teman seperguruan dari Lurah Bilowo, dan Lurah Bilowo
membenarkannya. Cintanya semasa muda terhalang oleh Lurah Bintoro, namun dengan
kekuasaan yang didukung Belanda, dia ingin merebut Sutinah dari Lurah Bintoro.
Namun dia bingung memikirkan cara untuk merebut Sutinah.
Carik Bargowo
memberikan sebuah ide. Dia mengatakan jika Lurah Bintoro enggan mengirimkan
penduduknya untuk kerja rodi membangun jembatan Porong. Dengan alasan tersebut,
mereka bisa melaporkan pembangkangan Lurah Bintoro kepada Belanda, sehingga
Lurah Bintoro ditangkap untuk dipenjara, atau bahkan dihukum gantung oleh
Belanda, dengan demikian Lurah Bilowo dengan mudah mendapatkan Sutinah.
Lurah Bilowo
menyetujui saran Carik Bargowo, mereka kemudian bergegas berangkat ke tangsi
Belanda untuk melaporkan Lurah Bintoro.
****
Di tangsi sedang
berkumpul pimpinan dan sejumlah tentara dari Belanda. Lurah Bilowo bersama
Carik Bargowo menghadap dan melaporkan pembangkangan Lurah Bintoro. Mendengar
penuturan Lurah Bilowo, Belanda marah dan segera mengirimkan tentara untuk
menangkap Lurah Bintoro. Sementara itu, Lurah Bilowo dan Carik Bargowo
tersenyum bahagia mengetahui rencananya berhasil. Mereka ingin melihat
penangkapan Lurah Bintoro dengan sembunyi, karena itu mereka pamit dari tangsi
Belanda.
****
Lurah Bintoro sedang
memikirkan kesengsaraan rakyat Desa Gunung Gangsir yang dipimpinnya. Lurah
Bintoro merasa malu pada dirinya sendiri karena tidak bisa mensejahterakan
rakyatnya. Tidak lama berselang datang Carik Wicaksono melaporkan jika tentara
Belanda sedang menuju Gunung Gangsir untuk menangkap Lurah Bintoro. Tidak lama
berselang tentara Belanda masuk rumah Lurah Bintoro, menghajar kemudian
membawanya ke tangsi, namun sebelum dibawa ke tangsi, Lurah Bintoro meminta
agar diijinkan berpamitan dengan Sutinah, istrinya. Sutinah hanya dapat
menangis melihat suaminya ditangkap Belanda. Lurah Bintoro menenangkan
istrinya, dia mengatakan dirinya rela ditangkap Belanda karena itu semua demi
rakyatnya. Setelah berpamitan, Lurah Bintoro segera diseret ke tangsi oleh
Belanda.
Lurah Bilowo dan
Carik Bargowo datang berpura-pura turut berduka dengan ditangkapnya Lurah
Bintoro. Sutinah meminta Lurah Bilowo membantu untuk membebaskan Lurah Bintoro,
namun Lurah Bilowo beralasan jika dirinya tidak memiliki kekuasaan untuk itu.
Dia merasa tidak mampu melawan Belanda. Karena itu Sutinah hanya menitipkan
pusaka milik suaminya kepada Lurah Bilowo untuk disampaikan kepada Lurah
Bintoro di tangsi Belanda. Lurah Bilowo menyampaikan maksudnya untuk menikahi
Sutinah. Sutinah marah dan mendamprat Lurah Bilowo dan Carik Bargowo. Sutinah
lari meninggalkan rumah.
****
Pak Tanoyo dan istri
sedang berbincang. Datang Sutinah dan menceritakan kejadian di rumahnya. Datang
Joko Sambang yang merupakan anak Sutinah. Mendengar cerita dari ibunya, Joko
Sambang bergegas berangkat untuk membebaskan ayahnya.
****
Joyo Semprul
mengawasi pekerja rodi dan tidak segan memukul para pekerja yang tampak malas. Lurah
Bintoro yang juga dijadikan pekerja rodi memperingatkan Joyo Semprul agar tidak
bersikap kasar kepada para pekerja. Joyo Semprul pergi dan mengancam jika Lurah
Bintoro akan dilaporkan kepada Belanda. Carik Wicaksono menemui Lurah Bintoro,
dia mengatakan jika Sutinah, istri Lurah Bintoro dikejar oleh Lurah Bilowo dan
Carik Bargowo karena menolak saat hendak diperistri oleh Lurah Bilowo.
Mendengar cerita tersebut, Lurah Bintoro segera meninggalkan tempat tersebut
bersama Carik Wicaksono. Belanda datang bersama Joyo Semprul, mengetahui Lurah
Bintoro kabur, Belanda dan Joyo Semprul segera mengejar.
****
Dalam perjalanan,
Lurah Bintoro bertemu dengan Sutinah yang menceritakan semua kejadian setelah
Lurah Bintoro ditangkap Belanda. Datang Lurah Bilowo dan Carik Bargowo,
kemudian terjadi pertempuran sengit antara mereka, Lurah Bintoro kalah setelah
tertusuk keris pusakanya sendiri yang dititipkan Sutinah kepada Lurah Bilowo.
Lurah Bilowo dan Carik Bargowo kemudian mengejar Sutinah yang kabur. Joko
Sambang datang menolong ayahnya. Lurah Bintoro berpesan agar Joko Sambang
membalas perbuatan Lurah Bilowo dan Carik Bargowo. Joko Sambang mencabut keris
di perut Lurah Bintoro, kemudian Lurah Bintoro meninggal.
****
Lurah Bilowo dan
Carik Bargowo bertemu dengan Joko Sambang. Mereka bertarung dan Lurah Bilowo
dapat dibunuh Joko Sambang, sementara Carik Bargowo berhasil melarikan diri.
Dalam pelariannya,
Carik Bargowo bertemu dengan Belanda dengan Joyo Semprul. Carik Bargowo
melaporkan jika Lurah Bilowo mati di tangan Joko Sambang. Belanda bersama Joyo
Semprul segera berangkat ke tempat Joko Buntek untuk meminta bantuan. Carik
Bargowo akan pergi namun dihadang Joko Sambang dan Carik Bargowo berhasil
dibunuh.
****
Joko Buntek yang sudah
menjadi seorang asisten residen sedang berada di rumahnya ketika Belanda
datang. Belanda meminta bantuan Joko Buntek untuk menangkap Joko Sambang. Joko
Buntek menyanggupinya, kemudian Belanda kembali ke tangsi.
****
Joko Sambang bertemu
Joko Buntek yang mengatakan jika dirinya diperintahkan Belanda untuk menangkap
Joko Sambang. Joko Sambang tidak bersedia menyerah sehingga terjadi perkelahian
adu kesaktian diantara mereka, namun karena mereka saudara seperguruan, maka mereka
sama kuat. Joko Buntek mengakhiri pertempuran mengatakan jika Joko Sambang
diminta pura-pura menyerah sebagai siasat agar dapat menyerang tangsi Belanda.
Joko Sambang setuju. Mereka berangkat ke tangsi.
****
Belanda menunggu
kedatangan Joko Buntek. Joko Sambang diserahkan Joko Buntek kepada Belanda,
tetapi Belanda diminta agar tidak menganiaya Joko Sambang. Joko Buntek pergi.
Joko Sambang dihajar dan dianiaya oleh Belanda. Datang Joko Butek menyerahkan
sebuah pusaka kepada Joko Sambang. Dengan dibantu Joko Buntek, Joko Sambang
menghancurkan tangsi Belanda yang membuat tentara Belanda ketakutan dan lari
tercerai-berai.
Pertempuran sengit
terjadi. Joko Sambang dan Joko Buntek bertempur melawan Belanda dengan berani.
Peperangan diakhiri dengan kemenangan Joko Sambang yang dibantu oleh Joko
Buntek.
Gk ad naska pembicaraanny kurang menarik
BalasHapusKok ngatur ente siapa??
Hapus