Ketip
Trangkil datang ke Kudus untuk menemui Sunan Kudus. Dia melaporkan jika Saridin
telah kembali ke Pati, bahkan telah membuka sebuah Perguruan atau Pesantren dan
mamakai nama Syekh Jangkung.
Mendapat
laporan dari Ketip Trangkil, Sunan Kudus bergegas berangkat ke Kadipaten Pati
untuk melaporkan hal tersebut kepada Bupati Pati.
Saat
bertemu Bupati, Sunan Kudus menanyakan. Apakah Saridin waktu meninggalkan Pati
meninggalkan sebuah masalah. Bupati Pati membenarkan jika Saridin masih memiliki
masalah di Pati.
Sunan
Kudus kemudian menceritakan segala informasi yang didapatnya dari Ketip
Trangkil. Mendengar penuturan Sunan Kudus, Bupati Pati marah dan memerintahkan
untuk menangkap Saridin atau Syekh Jangkung.
******************
Di
rumah Syekh Jangkung, Patih Penjaringan datang bersama prajurit, dia mengatakan
jika mendapat perintah dari Bupati Pati untuk menangkap Syekh Jangkung.
Syekh
Jangkung menolak sehingga terjadi perkelahian. Patih Penjaringan dan semua
prajurit dapat dikalahkan dan lari meninggalkan rumah Syekh Jangkung.
Setelah
Patih Penjaringan pergi. Syekh Jangkung bersiap pergi dan menitipkan pesan
kepada anaknya. Jika ibunya, Retno Dinuli datang, agar menyampaikan jika dia
pergi ke Kadipaten Pati karena dipanggil oleh Bupati Pati.
Retno
Dinuli yang menerima pesan dari Syekh Jangkung mengetahui permasalahan yang
sedang terjadi. Karena itu Retno Dinuli bergegas menyusul Syekh Jangkung dengan
membawa surat dari Sultan Ngerum dan Sultan Mataram.
******************
Di
Kadipaten Pati sudah ada Bupati Pati juga Sunan Kudus. Mereka meminta Syekh
Jangkung mempertanggungjawabkan semua perbuatan yang dilakukan di Kadipaten
Pati dahulu. Saridin atau Syekh Jangkung harus dihukum gantung.
Tidak
lama kemudian Retno Dinuli datang. Dia menyerahkan surat dari Sultan Mataram
yang memerintahkan agar Syekh Jangkung dibebaskan dari segala tuntutan. Bupati
Pati terpaksa membebaskan Syekh Jangkung karena surat dari Sultan Mataram
tersebut.
Namun
Sunan Kudus masih memiliki tuntutan. Ia menganggap Saridin tidak berhak memakai
nama atau gelar Syekh. Menanggapi pernyataan Sunan Kudus, Retno Dinuli
menyerahkan surat dari Sultan Ngerum yang menyatakan jika gelar Syekh adalah
pemberian dari Sultan Ngerum.
Setelah
membaca surat dari Sultan Ngerum, Sunan Kudus pergi meninggalkan tempat
tersebut dan dikejar oleh Syekh Jangkung bersama Retno Dinuli.
******************
Di
tengah hutan Sunan Kudus bertemu dengan Syekh Jangkung bersama Retno Dinuli.
Sunan Kudus membawa gamping yang akan digunakan utuk membunuh Syekh Jangkung.
Sunan
Kudus meminta agar Syekh Jangkung memakan gamping yang dibawanya. Sebelum
makan, Syekh Jangkung bertanya benda apa yang dibawa Sunan Kudus, juga
bagaimana rasanya sehingga Sunan Kudus meminta Syekh Jangkung untuk memakannya.
Sunan
Kudus mengatakan jika itu adalah jenang gamping yang rasanya manis dan legit.
Syekh Jangkung kemudian memakannya. Dan rasanya memang manis dan legit.
Tidak
lama berselang, di sungai tampak mayat anak kecil cucu dari seorang warga desa
sedang terapung di sungai.
Syekh
Jangkung menolongnya. Mayat anak tersebut diberi makan jenang gamping, dan
ajaib anak tersebut dapat hidup kembali. Akhirnya sungai tersebut diberi nama Sungai
Putu (jawa : cucu).
Sunan
Kudus kemudian meminta kematian Syekh Jangkung. Mendapat permintaan dari Sunan
Kudus, Syekh jangkung menyerahkan nyawanya kepada Sunan Kudus.
Mendengar
Syekh Jangkung menyerahkan nyawanya, Sunan Kudus memukulkan tongkatnya kepada
Syekh Jangkung hingga meninggal. Setelah Syekh Jangkung meninggal. Sunan Kudus
meninggalkan tempat tersebut.
Sunan
Kalijaga datang di tempat tersebut. Dengan kesaktiannya, Sunan Kalijaga
menghidupkan kembali Syekh Jangkung. Setelah itu Sunan Kalijaga mengajak Syekh
Jangkung ke tempat Sunan Kudus.
******************
Sunan
Kalijaga datang bersama Syekh Jangkung ke Kasunanan Kudus. Kepada Sunan Kudus, Sunan
Kalijaga menceritakan riwayat dari Syekh Jangkung.
Saridin
atau Syekh Jangkung sebenarnya adalah anak dari Sujinah yang menikah dengan
Raja Mesir. Adapun Sujinah adalah adik kandung dari Sunan Kudus, jadi Saridin
atau Syekh Jangkug sebenarnya adalah keponakan dari Sunan Kudus Sendiri.
Sedangkan Sujinah telah meninggal ketika melahirkan Saridin.
Mendengar
penuturan Sunan Kalijaga, Sunan Kudus menyesal telah berbuat jahat kepada
Saridin atau Syekh Jangkung yang ternyata adalah keponakannya sendiri.
Setelah
semua masalah terselesaikan, Syekh Jangkung berpamitan pulang karena mengeluh
dadanya sakit.
******************
Syekh
Jangkung tengah terbaring sakit di rumahnya sedang ditunggu oleh seluruh istri dan
anaknya. Syekh Jangkung berpesan jika semua yang dimilikinya diserahkan kepada
anaknya yang bernama Momok. Kemudian Syekh Jangkung juga berpesan, jika dirinya
meninggal, dia meminta agar Kebo Landoh di pragat atau disembelih. Setelah
menampaikan pesannya yang terakhir. Syekh Jangkung meninggal.
TAMAT
*)
narasumber :
SUWITO (AGIL SUWITO) menyampaikan cerita secara tutur berdasarkan pengalaman (ng)gedong/main tobong di wilayah Pati Jawa tengah.
SULABI memberikan cerita tertulis per adegan berdasarkan pengalaman (ng)gedong/main tobong di wilayah Pati Jawa tengah.
Sumber gambar ilustrasi :
http://akucintanusantaraku.blogspot.co.id/2014/02/sunan-kudus-raden-jafar-sodiq-walisongo.html
http://www.parapsikologi.com/?tirakat-jawa-sunan-kali-jaga,22
http://tasbihmujarobat.com/sejarah-tasbih-mujarobat.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar